Aurel Amalia
Aurel Amalia › News

on Friday 27 November 2015

Bob Marley Palsukan Kematian, Ternyata Selama Ini Jadi Pengamen Jalanan

Pekan lalu, tubuh seorang pria tunawisma tua ditemukan di sebuah kotak kardus dibuang di belakang restoran cepat saji di pusat kota Kingston, Jamaika.

Petugas forensik tidak dapat segera mengidentifikasi orang yang tidak memiliki tanda identifikasi pada dirinya. Satu-satunya barang yang ditemukan milik laki-laki tua itu adalah foto pudar dari Gedung Parlemen di London, kaleng penyok mengandung sejumlah kecil ganja dan gitar tua yang sudah lusuh.

Petugas tidak mengabaikan mayat itu begitu saja, otoritas melanjutkan penyelidikan ke Jamaica’s National DNA Database.


Ketika hasil keluar dari laboratorium, petugas tidak bisa percaya dengan apa yang ia lihat.

“Saya pikir itu lelucon,” ujar Kepala Forensik, Jacob Chambers, kepada 8 News.

“Rekan saya berlari ke kantor saya melambaikan secarik kertas di udara. ‘Kau tidak akan percaya ini ‘, teriaknya. Saya mengatakan kepadanya untuk tenang dan menjelaskan ada apa ini. Ketika dia mengatakan kepada saya, saya tidak bisa percaya,” ujarnya lagi.



Hasil tes DNA menunjukkan bahwa orang tua gelandangan yang ditemukan petugas di belakang restoran cepat saji itu tak lain dari reggae superstar Bob Marley.

“Aku menatap hasil tes DNA itu dengan mata lebar,” Chamber mengakui.

“Rahang saya jatuh ke lantai. Ini harusnya sebuah kekeliruan. Selama ini dianggap Bob Marley telah meninggal karena kanker pada tahun 1981 saat ia berjalan kembali ke Jamaika dengan pesawat dari Jerman. Tapi jika itu terjadi, mengapa tubuh tuanya berbaring di lempengan di sebuah kamar mayat Jamaika pusat kota?” ujarnya dengan heran.

Chambers pun berpendapat: “Aku menyimpulkan kalau seseorang sedang memberi lelucon dan mengatakan kepada asistenku untuk melabeli tubuh itu dengan ‘orang tak dikenal.’ Ini berarti ia bisa dikremasi oleh petugas dan kematian diajukan sebagai seorang laki-laki usia 60-an akhir hingga 70-an awal, tanpa nama. Kemudian hal-hal menjadi aneh.”

Sore itu, kantor koroner ramai dikunjungi oleh orang-orang di kacamata hitam.

Mereka mengenakan jas gelap dan menyebut diri mereka ‘pejabat pemerintah’.

Mereka mengkonfirmasi bahwa tubuh itu memang legenda reggae, dan bahwa kematian Marley telah dipalsukan pada tahun 1981 atas permintaan dari bintang yang sudah bosan semua dengan perhatian yang ia dapatkan.

Dan hanya ingin menjalani kehidupan yang tenang menjadi pengamen jalanan di Jamaika.

Pemerintah Jamaika pun menuruti rencana Marley, dengan pemahaman mereka akan menerima royalti dari album paling sukses, Exodus.



Chambers mengklaim pejabat pemerintah kemudian melenyapkan tubuh Marley, bersama dengan hasil DNA dan laporan kematian dari forensik.

Mereka kemudian meninggalkan peringatan ke Chambers dan stafnya untuk menjaga rahasia ini dan tetap diam tentang hal-hal yang mereka hadapi.

“Saya memutuskan saya tidak bisa tinggal diam tentang hal ini, meskipun tidak memiliki bukti karena pemerintah mengambil semua itu ke sebuah lokasi rahasia di suatu tempat,” kata Chambers.

“Bob Marley tidak mati pada tahun 1981, dan aku terkutuk jika aku akan menjaga rahasia hanya karena beberapa pejabat yang menyuruhku diam. Kebenaran harus didengar, bahkan jika pemerintah akan kehilangan hak royalti kepada Exodus, yang merupakan album yang fantastis dengan cara ini,” ungkapnya.

Sementara itu, pada April lalu, Barack Obama berkunjung ke museum pemusik reggae Bob Marley di Jamaica dalam lawatan pertama Presiden Amerika Serikat ke negara itu sejak tahun 1982.

Museum di kota Kingston tersebut merupakan rumah terakhir yang didiami penggugah lagu-lagu reggae yang terkenal di seluruh dunia, antara lain One Love.

Presiden Obama mengatakan dia merupakan penggemar Bob Marley dan saat berkeliling museum mengatakan kepada pemandu, “Saya masih memiliki semua albumnya.”

Obama berada di Jamaica untuk bertemu dengan 15 anggota Komunitas Karibia, antara lain untuk membahas masalah energi dan keamanan.

Begitu mendarat di Kingston, Obama langsung berkunjung ke rumah bergaya Victoria di pusat kota yang menjadi rumah Marley sejak tahun 1975 hingga meningal dunia pada 1981.

Seperti dilansir Kompas.com, Obama menghabiskan waktu sekitar 20 menit berkeliling museum, yang memamerkan peninggalan legenda reggae tersebut, termasuk album emasnya dan penghargaan Grammy Lifetime Achievement.

Kedatangannya dengan menggunakan pesawat kepresidenan Air Force One menjadi kunjungan presiden AS pertama ke Jamaica sejak lawatan Ronald Reagan 33 tahun lalu. Dia disambut oleh Perdana Menteri Jamaika, Portia Simpson-Miller, dan Dubes AS di Jamaica, Luis Moreno.